PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SEKOLAH DASAR


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Masalah moral merupakan masalah yang banyak mendapat perhatian berbagai pihak. Penerapan nilai-nilai luhur, kesopanan, rasa kasih sayang terhadap sesama dan rasa hormat terhadap orang tua atau guru mulai memudar. Kasus-kasus kenakalan remaja, bahkan siswa sekolah dasar sering terjadi. Proses sosialisasi primer dilingkungan keluarga dan sosialisasi sekunder di sekolah serta masyarakat kurang berdampak positif bagi perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak.
Pendidikan berperan penting dalam menumbuh kembangkan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Ketiga aspek itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak. Hal ini sesuai dengan nasihat Ki Hajar Dewantara. Pendidikan mempunyai peran sangat besar dalam membangun karakter anak.
Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan peserta didik memiliki ketahanan diri untuk mempertahankan eksistensi kepribadian, dan keunggulan moralnya di tengah kemajemukan budaya dan nilai-nilai dari bangsa lain. Agar saat memasuki era global bangsa kita mempunyai ketahanan sikap yang kuat, maka dapat dipersiapkan dengan pendidikan.
Karakter merupakan kualitas individu atau kolektif yang menjadi ciri seseorang atau kelompok. Dalam hal ini karakter dapat dimaknai positif dan negatif. Dalam pembentukan karakter pendidikan karakter sebagai salah satu kuncinya. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan waktak yang bertujuan mengembangakan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apayang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari hari sepenuh hati (RAN Pendidikan Karakter Kemendiknas 2014)
Sekolah dasar merupakan lembaga yang penting untuk mengembangkan pendidikan karakter. Oleh karena itu pembinaan pendidikan karakter di sekolah sangat mendesak dilakukan untuk menyemaikan dan mengembangkan karakter siswa. Pembentukan karakter melalui dunia pendidikan memerlukan perencanaan yang teliti dan matang agar proses dan hasilnya pun sesuai dengan yang diharapkan. Proses penanaman nilai melalui pendidikan harus dikemas dengan baik dan terstruktur.
Kurikulum di sekolah dasar memuat delapan mata pelajaran lokal, dan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan ciri  khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler.
1.2.Rumusan Masalah                                          
           Sesuai  dengan latar belakang masalah diatas,  maka rumusan  masalah yang   dikemukakan   adalah   sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan ekstrakulikuler?
2.    Apa nilai-nilai inti pendidikan karakter yang dapat diterapkan dalam kegiatan ekstrakulikuler?
3.    Bagaimana lingkup pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler?
4.    Apa saja prinsip pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler?
5.    Bagaimana dengan pola pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler?
6.    Bagaimana tahapan-tahapan dalam melaksanakan program ekstrakulikuler?
7.    Bagaimana peranan dan fungsi stakeholder dalam pendidikan ekstrakulikuler?
8.    Bagaimana karakter anak yang dibentuk melalui kegiatan ekstrakulikuler?
9.    Bagaimana indikator keterlaksanaan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler?
10.         Bagaimana implementasi mentoring dan evaluasi terhadap ekstrakulikuler?
1.3.  Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat menentukan tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui pengertian dari ekstrakulikuler.
2.    Untuk mengetahui nilai-nilai inti pendidikan karakter yang dapat diterapkan dalam kegiatan ekstrakulikuler.
3.    Untuk mengetahui lingkup pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler.
4.    Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler.
5.    Untuk mengetahui pola pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler.
6.    Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam melaksanakan program ekstrakulikuler.
7.    Untuk mengetahui peranan dan fungsi stakeholder dalam pendidikan ekstrakulikuler.
8.    Untuk mengetahui karakter anak yang dibentuk melalui kegiatan ekstrakulikuler.
9.    Untuk mengetahui indikator keterlaksanaan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler.
10.    Untuk mengetahui implementasi mentoring dan evaluasi terhadap ekstrakulikuler.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Ekstrakulikuler
Ekstrakulikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran wajib, untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa yang berhubungan dengan materi yang dipilih. Ekstrakulikuler merupakan bagian pendidikan berbasis luas (broad base education). Dengan demikian,kegiatan ekstrakulikuler merupakan proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis dalam membudayakan siswa agar memiliki kedewasaan sebagai bekal kehidupannya.
Dengan kegiatan ekstrakulikuler diharapkan agar kemampuannya diberbagai bidang. Selain itu digunakan untuk memupuk keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, mengembangkan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian unggul dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Kegiatan ekstrakulikuler dapat diartikan sebagai kegiatan yang disediakan oleh sekolah untuk mengakomodasi. Mengembangkan dan memfasilitasi peserta didik terkait minat, bakat, aspirasi dan harapan peserta didik. Mengingat minat, bakat, aspirasi, dan harapan setiap peserta didik sangat beragam. Maka kegiatan ekstrakulikuler sedapat mungkin dapat mewadahi keberagaman minat,bakat, aspirasi, dan harapan mereka. Ini mengandung arti bahwa sekolah dasar, bisa saja mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler yang berbeda dengan ekstrakulikuler yang lain. Kegiatan ekstrakulikuler dapat diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
Agar pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler mencapai hasil yang baik dalam rangka mendukung program kulikuler dan membentuk karakter siswa maka diperlukan upaya kongkrit dan oprasional baik ditingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah. Pada pasal 4 UU Sisdiknas ayat 4 dinyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.  Menurut Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, kegiatan ekstrakulikuler adalah bagian dari pengembangan diri.
2.2.   Nilai Inti Pendidikan Karakter pada Ekstrakulikuler
Nilai-Nilai inti yang diutamakan dalam pendidikan karakter di sekolah dasar bersumber dari nilai-nilai Pancasila. Nilai ini bersifat minimal sehingga sekolah dapat menjabarkan lebih banyak lagi nilai-nilai yang lain, sepanjang nilai-nilai itu dapat menjadikan manusia baik dan tidak berlawanan dengan nilai-nilai Pacnasila.
Adapun nilai-nilai inti dan penjabarannya kedalam ekstrakulikuler tampak pada tabel berikut ini:
NO
Nilai Inti
Penjabaran Nilai Inti
Indikator Prespektif Ekstrakulikuler
1
Ketuhanan Yang Maha Esa
Mencintai Tuhan, iman takwa (kepercayaan, kepatuhan, pengabdian, toleransi, rukun, tidak memaksa kehendak, menghargai sikap hormat pada kepercayaan yang berbeda)
Ø Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan ekstrakulikuler
Ø Bersifat jujur dan sportif
Ø Mempunyai semangat toleransi
Ø Tidak pilih kasih, baik suku dan agama
Ø Disiplin
2
Kemanusiaan yang adil dan beradap
Penghargaan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, persamaan derajat, saling mencintai, tenggang rasa, tidak semena-mena, peduli, merasa menjadi manusi, percaya diri, menghormati, persahabatan, kerjasama dengan bangsa lain, cinta-kasih, empati, hormat, santun, berbudi luhur, mandiri, kerja kersas, disiplin, jujur, sehat, kreatif.
Ø Datang tepat waktu
Ø Bertanggung jawab kepada diri dan lingkungan
Ø Mengucapkan salam
Ø Saling hormat menghormati
Ø Tidak malas
Ø Bisa kerja sama
Ø Menjaga ketertiban
Ø Berani menyatakan salah kepada diri sendiri dan juga orang lain
Ø Tidak malu minta maaf
Ø Menghargai prestasi
Ø Bersifat inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
3
Persatuan Indonesia
Cinta tanah air, dan bangsa, nasionalisme, patriotisme,persatuan bangsa diatas kepentingan pribadi/golongan, kebersamaan, penghargaan, kepedulian,pengorbanan, kebanggaan sebagai bangsa indonesia, perdamaian, bhinika tunggal ika, pergaulan demi persatuan bangsa.
Ø Mengutamakan kebersamaan dan kepentingan pribadi
Ø Mempunyai sikap mudah bergaul dan bekerja sama
Ø Menjaga persatuan dan kekompakan
4
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Kesamaan hak dan kewajiban, tidak memaksakan kehendak, musyawarah kepentingan bersama,semangat kekeluargaan, menghargai keputusan bersama,melaksanakan keputusan bersama,demokrasi, percaya wakil rakyat,berdasar kemanusiaan, dengan semangat persatuan
Ø Berpartisipasi dalam menyusun tata tertib kegiatan ekstrakulikuler
Ø Musyawarah dalam mencapai mufakatbersama
Ø Mematuhi tata tertib kegiatan
Ø Bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan
Ø Menghargai pendapat teman
Ø Mau melaksanakan sebagai ketua dalam kegiatan
Ø Berpartisipasi dalam pemilihan ketua dalam kegiatan
5
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indosenia
Sikap kekeluargaan dan gotong royong, adil, sesama manusia, keseimbangan hak kewajiban, hormat hak orang lain, membantu orang lain untuk mandiri, , anti pemerasan orang lain, hemat, hidup sederhana, tidak merugikan orang lain, kerja keras, menghargai karya untuk sesama, memeratakan keadaan sosial, kepatuhan hukum
Ø Suka membantu teman dalam kesulitan
Ø Memiliki sikap sabar
Ø Tidak berkelahi
Ø Bersikap berani dan mandiri
Ø Menjaga barang sendiri dan barang orang lain dalam kegiatan
Ø Patuh dalam aturan yang berlaku dalam kegiatan
2.3.  Lingkup Pendidikan Karakter dalam Ekstrakulikuler
Llingkup pengembangan pendidikan karakter di sekolah mencakup tiga hal. Pertama, pendidikan karakter yang menumbuhkan kesadaran sebagai makhluk dan hamba Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini akan menumbuhkan nilai transendensi dan nilai keagamaan yang kuat,sehingga pada gilirannya akan tumbuh sikap kasih sayang, toleransi, saling menghargai dan menghormati, jujur, serta menjauhkan diri dari prilaku anarkis.
Kedua, pendidikan karakter yang terkait dengan keilmuan. Karakter yang dibangun tidak hanya kesantunan, tetapi secara bersamaan juga karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaran intelektual sebagai model untuk membangun kreativitas, daya inovasi, dan dan kemandirian. Metode yang dipilih hendaknya dapat merangsang tumbuhnya kepenasaran intelektualsehingga dapat membangun pola pikir, tradisi dan budaya keilmuan.

Ketiga, pendidikan karakter yang menumbuhkan rasa cinta dan bangga menjadi orang Indonesia. Kecintaan terhadap bangsa dan negara menumbuhkan kebanggaan dilakukan melalui kegemaran untuk berprestasi. Prestasi ini kita konstribusikan dan kita demi kemajuan bangsa dan negara. Hal inilah yang menumbuhkan kebanggaan sejati.
2.3.1. Macam-Macam Kegiatan Ekstrakulikuler
Ada bermacam-macam kegiatan ekstrakulikuler. Kebutuhan dan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler di setiap sekolah berbeda-beda.

Berikut merupakan lingkup kegiatan ekstrakulikuler yang dapat dikembangkan di sekolah:
No
Kegiatan Ekstrakulikuler
Sub Kegiatan Ekstrakulikuler
Karakter Positifyang Dibentuk dan Diperkuat
1
Kesenian
Ø  Seni musik
Ø  Seni suara
Ø  Seni rupa
Ø  Seni tari
Ø  Seni sastra
Jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, menghargai prestasi, komunikatif, tanggung jawab, sabar
2
Olah Raga
Ø  Sepak bola
Ø  Bola voli
Ø  Bola basket
Ø  Beladiri
Ø  Atletik
Ø  Futsal
Ø  Badminton
Ø  Tenis meja
Ø  Senam (SKJ)
Seportivitas, jujur, disiplin, kerja keras, menghargai prestasi,
Komunikatif, tanggung jawab, sabar, saling menghormati, demokratis, punya semangat kebangsaan, cintah tanah air
3
Kegiatan Keagamaan
Ø  Rohis
Ø  Kebaktian
Ø  Peringatan hari besar agama
Do’a bersama, religius, jujur, toleransi, cinta damai, peduli lingkungan, saling menghormati, jujur, gemar membaca
4
Bidang Pengembangan Bakat Khusus
Ø  Kelompok matematika
Ø  Kelompok bahasa
Ø  Kelompok ipa
Disiplin, kreatif, punya rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, tanggung jawab
5
Bidang keorganisasian dan sosial
Ø Pramuka
Ø Paskibra

Toleransi, disiplin, saling menghormati, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi
6
Bidang keterampilan
Ø  Komputer
Ø  Tata boga
Ø  Elektronika
Ø  Berkebun-berternak
Disiplin, kerja keras, kreatif, menghargai prestasi, tanggung jawab, gemar membaca.
7
Kesehatan sekolah
Ø  UKS
Ø  Dokter kecil
Toleransi, disiplin, demokratis, punya rasa ingin tahu komunikatif, cinta damai, tanggung jawab, sabar

1.4.   Prinsip Pengembangan Karakter Melalui Ekstrakulikuler
Prinsip pengembangan karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler dalam rangka pembentukan karakter siswa adalah sebagai berikut:
1.    Kegiatan ekstrakulikuler hendaknya dipandang sebaai bagian dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu kegiatan ekstrakulikuler harus mempunyai tujuan yang sama atau mendukung pencapaian tujuan pendidikan di sekolah secara keseluruhan, termasuk pendidikan karakter.
2.    Segala bentuk kegiatan ekstrakulikuler harus mengemban misi pendidikan dalam rangka mendidik parasiswa dan bukan untuk yang lainnya.
3.    Kegiatan ekstrakulikuler harus diupayakan untuk mempersatukan siswa yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan mempunyai banyak perbedaan, dan menjaga persatuan.
4.    Harus dipandang sebagai upaya pengaturan pembimbingan terhadap siswa
5.    Harus mendorong dan memacu kemandirian siswa.
6.    Harus mempunyai fungsi dalam kehidupan siswa, baik di sekolah atau di masyarakat.
1.5.   Pola Pelaksanaan
Strategi yang dapat dibentuk untuk membentuk karakter siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler adalah sebagai berikut:
1.    Intervensi
Intervensi adalah bentuk campur tangan yang dilakukan pembimbing ekstrakulikuler terhadap siswa. Jika intervensi ini dilakukan secara terus-menerus, maka lama kelamaan karakter yang diinterversikan akan terpatri dan mengkristal pada diri siswa.
Pembimbing dapat melakukan interversi melalui pemberian pengarahan, petunjuk, dan bahkan memberlakukan aturan ketat agar dipatuhi oleh siswa yang mengikutinya.

 

2.    Pemberian keteladanan
Kepala sekolah dan guru pembimbing siswa adalah model bagi siswa. Perilaku mereka akan ditiru oleh siswa. Oleh karena itu, berbagai karakter positifyang mereka miliki, sangat bagus jika ditampakkan kepada siswa agar siswa mau meniru atau mencontohnya.
3.    Habituasi
Ada ungkapan menarik terkait pembentukan karakter ini “hati-hati dengan kata-katamu, karena itu akan menjadi kebiasaanmu. Hati-hati dengan kebiasaanmu, karena itu akan menjadi karaktermu.”  Pembiasaan yang dilakukan secara terus-menerus, akan mengkristal menjadi karakter.
“biasakanlah yang benar, dan jangan membenarkan kebiasaan” kebenaran harus dibiasakan agar membentuk karakter yang berpihak pada kebenaran. Sementara itu tidak semua kebiasaan itu benar. Oleh karena itu hanya yang benar saja yang perlu dibiasakan.
4.    Mentoring atau pendampingan
Pendampingan adalah suatu fasilitas yang diberikan oleh pendamping kegiatan ekstrakulikuler kepada siswa dalam melaksanakan berbagai aktivitas, agar karakter positif yang sudah disemaikan, dicangkokkan, dan diintervensikan tetap terkawal dan diimplementasikan oleh siswa.
Dalam proses pendampingan ini mungkin ada persoalan keseharian yang ditanyakan siswa kepada pembimbingnya. Oleh karena itu pembimbing dapat memberikan pencerahan sehingga tindakan siswa tidak keluar dari koridor karakter positif yang hendak dikembangkan.
5.    Penguatan Dalam berbagai perspektif psikologi, penguatan yang diberikan oleh pembimbing ekstrakulikuler bermanfaat untuk memperkuat prilaku siswa. Oleh karena itu jangan sampai pembimbing didahului oleh peer group siswa dalam memberikan penguatan prilaku sebayanya. Jika siswa telah dikuasai oleh per groupnya yang mengarah ke tindakan-tindakan negatif, maka akan sulit dikuasai oleh pembimbingnya.
1.6.   Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalm pembentukan karakter siswa meliputi perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi.
1.    Perencanaan
Pada perencanaan, terdapat 3 (tiga) kegiatan yang dilakukan. Pertama, karakter yang hendak dibentuk perlu diintegrasikan dalam rencana jangka menengah sekolah  (RJMS) atau rencana kegiatan sekolah (RKS), agar dapat memayungi semua kegiatan di sekolah. Dalam RKS, akan dapat banyak aktivitas baik yang bersifat intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang dapat dipergunakan untuk membentuk karakter tertentu.
Kedua, penjabaran karakter lebih lanjut dalam program kegiatan ekstrakurikuler tahunan. Setelah karakter yang ingin dibentuk berada di RMJS atau RKS dan dilakukan pengelompokan, selanjutnya dilakukan penjabaran karakter lebih lanjut dalam program kegiatan ekstrakurikuler tahunan. Dalam menjabarkan RKS menjadi program tahunan kegiatan ekstrakurikuler ini,sebaiknya melibatkan para pemangku kepentingan (stake holders), agar dapat mengakomodasi pikiran, aspirasi dan harapan mereka terhadap karakter positif yang akan dibentuk. Keterlibatan mereka dalam menyusun program tahunan kegiatan ekstrakurikuler ini, diharapkan bias menambah dukungan dan penguatan ketika sudah berada di tataran implementasi. Dengan adanya dukungan dari stake holders, terutama orangtua, karakter yang dibentuk di sekolah dapat dikawal oleh mereka ketika sudah berada di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Ketiga, berdasarkan program tahunan ekstrakurikuler ini, pembimbing kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat menyusun program tahunan pembinaan pada kegiatan ekstrakurikuler yang dibina. Disekolah dasar, bias terjadi satu orang guru kelas membina lebih dari satu kegiatan ekstrakurikuler, jika kegiatan ekstrakurikuler yang berada di sekolah tersebut memang banyak dan beragam.
2.    Implementasi
Setelah rencana/program tahunan kegiatan ekstrakurikuler yang difokuskan pada pembentukan karakter tertentu disusun dan ditetapkan, selanjutnya dilakukan implementasi program kegiatan ekstrakurikuler yang mengarah pada pembentukan karakter. Dalam implementasi ini kepala sekolah hendaknya terus memantau pelaksanaan agar para penanggung jawab kegiatan yang berada di sekolah konsisten dalam mengimplementasikan program.
3.    Evaluasi Program
Evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler yang mengarah pada pembentukan karakter tertentu, terdiri atas (1) evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatannya (apakah sesuai dengan yang diprogramkan), (2) evaluasi terhadap tersemai dan menguatnya karakter positif yang hendak dibentuk, dan (3) evaluasi terhadap berkurangnya karakter negative yang hendak dieliminasi. Diharapkan karakter positif yang dibentukmenunjukkan kecenderungan naik, dan karakter negative yang dieliminasi secara kontinyu berkecenderungan menurun.
1.7.       Peran dan Fungsi Stakeholder dalam Pendidikan Karakter melalui Ekstrakulikuler
Pihak yang bertanggung jawab dalam pembentukan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler meliputi kepala sekola, wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, guru pembimbing ekstrakurikuler, komite sekolah, pengawas sekolah, dan orangtua siswa. Peran fungsi mereka dapat dikedepankan sebagai berikut.
1.      Kepala Sekolah
(a)    Bertanggung jawab secara formal operasional dalam keseluruhan program pembentukan karakter siswa, termasuk yang melalui kegiatan ekstrakurikuler.
(b)   Menetapkan kebijakan pembentukan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.
(c)    Memberikan arahan kepada wakil kepala sekolah pembimbing ekstrakurikuler, dan stakeholder sekola yang lain terkait pembentukan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.
(d)   Memantau pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang mengerucut pada pembentukan karakter.
(e)    Memantau pelaksanaan pembimbingan kegiatan ekstrakurikuler yang mengerucut pada pembentukan karakter.
(f)    Melaporkan dan mempertanggungjawabkan program pembentukan karakter siswa kepada stakeholder.
2.      Pembimbing Kegitan Ekstrakurikuler
(a)    Menyusun program kegiatan ekstrakurikuler yang dibina dengan memberikan fokus pada pembentukan karakter siswa.
(b)   Melaksanakan program kegiatan ekstrakurikuler yang dibina dengan memberikan fokus pada pembentukan karakter siswa.
(c)    Melakukan evaluasi program kegiatan ekstrakurikuler yang dibina dengan memberikan fokus pada pembentukan karakter siswa.
(d)   Memantau kemajuan yang dicapai oleh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dibimbingnya terkait jenis karakter yang akan dibentuk.
(e)    Bekerja sama dengan orangtua siswa dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler kearah pembentukan karakter.
3.      Pengawas Sekolah
(a)    Memantau dan melakukan pengawasan terhadap program pembentukan karakter siswa melalui ekstrakurikuler di lingkungan sekolah binaannya.
(b)   Melakukan pembinaan terhadap kepala sekolah dan guru di lingkungan sekolah binaanya, terkait dengan pelaksanaan pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler.
(c) Mempertanggungjawabkan kegitan pemantauan, pengawasa, dan pembinaan karakter di lingkungan sekolah binaannya kepada kepala UPTD dan dinas pendidikan kabupaten/kota.
4.      Komite Sekolah
(a)    Mengawal proses pembentukan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukakan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru pembina ekstrakurikuler.
(b)   Menjembatani aspirasi orangtua dan masyarakat terkait pembentukan karakter siswa di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler.
1.8.       Karakter yang Dibentuk melalui Kegiatan Ekstrakulikuler
Karakter berarti sifat-sifat kejiwaan atau akhlak/budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Karakter berkaitan dengan kekuatan moral dan berkonotasi positif. Orang berkarakter adalah orang yang memiliki kualitas moral positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau yang baik, bukan yang negatif atau buruk.
   Pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler adalah usaha sadar yang dirancang dan dilaksanakan oleh pendidik untuk menyemaikan, mencangkokkan, dan mempertahankan nilai-nilai yang khas baik melalui kegiatan ekstrakurikuler. Setelah mengetahui nilai-nilai kebaikan, siswa bersedia mempraktikkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan nyata,sehingga bias berdampak baik terhadap lingkungannya. Kegiatan ekstrakurikuler yang membentuk nilai universal akan mampu memancarkan kebaikan olah piker, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Disini kegiatan ekstrakurikuler sekaligus mencangkokkan nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan pada diri seseorang atau sekelompok orang.
1.9.       Indikator Keterlaksanaan Program
Indikator keterlaksanaan pendidikan karakter melalui kegitan ekstrakurikuler sebagai berikut.
(a)    Lebih dari 75 % program yang dirancang dapat terlaksana.
(b)   Kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan lebih dari 90%.
(c) Ada dampak nyata dan terukur hasil dari kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk perilaku/karakter yang ditunjukkan siswa (seperti : doa sebelum dan sesudah belajar, mengucap salam ketika bertemu teman, guru, dan orang lain).
(d)   Ada dukungan positif dari orangtua, masyarakat, dan komite sekolah terhadap pelaksanaan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler.
(e)    Ada dukungan masyarakat, komite sekolah, dan orangtua termasuk ( tokoh masyarakat, tokoh agama, dan DUDI) dalam pendidikan karakter yang terdokumentasikan dalam program sekolah.
(f)    Ada dokumentasi administrasi secara tertib terkait dengan pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler.
1.10.   Mentoring dan Evaluasi Implementasi
Monitoring merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indicator yang ditetapkan) secara sistematis dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan koreksi untuk penyempurnaan program itu untuk tahun yang akan datang. Hasil monitoring dapat digunakan untuk digunakan untuk menilai efektivitas program yang telak dilaksanakan. Selain itu, monitoring juga akan dapat mengetahui apa yang telah dikerjakan, apa yang belum dikerjakan, serta mengetahui permasalahan, kendala yang dihadapi, serta solusi yang telah dilakukan.
Evaluai adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja program untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja. Evaluai dapat dilakukan secara terprogram, baik berkala maupun incidental. Untuk memudahkan pelaksanaan evaluasi diperlukan alat seperti instrument, kuesioner, dan dokumen-dokumen. Adapun dalam pelaksanaan evaluasi, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1)     
Menyusun rancangan evaluasi.
2)      Menyiapkan informasi dari berbagai sumber berkaitan dengan perencanaan dan implementasi program.
3)      Menganalisis berbagai aspek yang berkatan dengan keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian program.
4)      Rekomendasi yang berbeda-beda sesuai waktu evaluasi dilaksanakan.
a)      Bila evaluasi dilaksanakan di awal kegiatan, hasil evaluasinya dapat memberikan masukan tentang hal-hal (jenis kegiatan) yang dapat menimbulkan kesulitan dan hambatan pada saat implementasi program. Jenis kegiatan tersebut sebaiknya diganti, diperbaiki, atau diberi perhatian yang serius pada saat pelaksanaan, agar tidak mengakibatkan kegagalan keseluruhan program.
b)      Bila evaluasi dilaksanakan dipertengahan kegiatan, hasil evaluasinya dapat memberikan masukan untuk perbaikan dalam pelaksanaan program.
c)      Bila dilakukan di akhir kegiatan, maka hasil evaluasinya dapat memberikan bahan pembelajaran serta masukan dalam perencanaan program yang akan datang.


BAB III
KESIMPULAN
3.1.  Kesimpulan
Implementasi pendidikan karakter di sekoalah dasar dapat dilaksanakan melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Ekstrakulikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran wajib, untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa yang berhubungan dengan materi yang dipilih. Ekstrakulikuler merupakan bagian pendidikan berbasis luas (broad base education). Dengan demikian,kegiatan ekstrakulikuler merupakan proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis dalam membudayakan siswa agar memiliki kedewasaan sebagai bekal kehidupannya.
Dengan mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler diharapkan pengembangan pendidikan karakter dapat diwujudkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Implementasi kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat mendukung pengembangan pendidikan karakter siswa. Untuk itu, diperlukan pola dan strategi yang akurat sesuai dengan tingkat perkembangan fisik dan psikis siswa. Pola penyelenggaraan pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler meliputi: (a) intervensi, (b) keteladanan, (c) habituasi, (d) mentoring/pendampingan, dan (e) penguatan. Dengan pola tersebut diharapkan siswa dapat menyerap lebih efektif nilai-nilai positif dari kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti.
Paduan kegiatan ekstrakurikuler ini dibuat sebagai acuan bagi semua pihak untuk mengembangkan pendidikan karakter melalui kegiatan-kegiatan nyata diluar mata pelajaran dalam lingkup intrakurikuler.
Akhirnya, diharapkan dengan acuan ringkas ini semua pihak yang berkepentingan dapat memanfaatkan demi meningkatnya mutu pendidikan khususnya dalam mendukung revitalisasi pendidikan karakter di sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA
Anyanto. Elvinaro Lulusan Unpad memiliki sofskills diakses  dari www lemht unpad ac.id tanggal 11-2-2008
Coles. Robert 1997 The Moral Intelliquence of Childern New York Random Inc.
De Young. C A.. dan Wynn. R. 1964. American Education. New York Mc Graw-Hill Book Company.
Goleman. Daniel 1955 Emotional Intellligence. New York: Bantam Books.
Hibbard K Michael 1993. Performance Assessment in The Science Classroom. New York Mc Graw- Hill Companies.Inc.
Hood  A B & Johnson. R W 1991. Assessment in counseling: A guide to the use of assessment procedures. United States America: American Counseling Association
Imron. Ali. 1995. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.
Imron. Ali.2009. Peningkatan Ketahanan Mental Remaja Melalui Pengintergrasian Nilai-Nilai Kearifan Lokal dan Soft-Skill dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah. Jakarta: DP2M. Ditjen Dikti, Kemdikanas.
Imron. Ali. 2010 Manajemen Siswa Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Kementerian Pendidikan Nasional.2010. Grand Design Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2015.Jakarta: Kemdiknas.
Levine, D.U.& Havighurst, R.J.1992. Society and Education. Nedham Heights.Massachusetts: A Division of Simon & Schuster, Inc.
Pusat Pembinaan Bahasa. 2008.Kamus Bahasa Indonesia .Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Kurikulum & Perbukuan, Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. 2011.Panduan Pelatihan Pendidikan Karakter.Jakarta: Kemdiknas.
Pusat Kurikulum & Perbukuan, Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Konsep Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemdiknas.
Pusat Kurikulum & Perbukuan. Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Pengembangan Karakter Bangsa. Jakarta : Kemdiknas.
Sailah,lllah.2007. Pengembangan Soft Skills dalam Kerangka Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemdiknas..
Silberman, M. 1996. Active Learning. New York: Allyn & Bacon.
Slavin, R.E.1955.Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Massachusetts: Allyn & Balcon.
Stoltz,Paul G 1997.Adversity Quotient, Turning Obstacle into Opportunities.New York. John Wiley & Sons, Inc.
Stone, Jeanne M.1990. Cooperative Learning and Language Arts: A Multi-Stuctural Approach. California: Resources for Teacher ,Inc.
Webster New Word Dictionary. New York :Macmillan.
Wilson, Brent G, Perkins, David N.1996 .Constructivist Learning Environments. Case Studies in Instructional desain. Englewood Cliffs, New Jersey: Educational Technology Publications.

Zais, R.S. 1976. Curriculum: Principlesd &foundations. New York: Harper & Row.
Zohar. Danah & Marshal, lan.2000. Connecting with Our  Spiritual Intelligence. New York: Bloomsbury Publishing.

Komentar

  1. terima kasih artikelnya sangat membantu, kebetulan kami juga bergerak di bidang pengembangan aplikasi khususnya untuk absensi sekolah berbasis sms gateway terhubung langsung dengan HP orang tua, cocok juga untuk absensi pegawai kantor, untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi website kami www.schoolmantic.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer